pic source: AACC
Lagi-lagi nggak tahu mau nulis apaaan. Meskipun kegiatan
padat dengan membaca, tapi rasanya yang masuk ke otak cuma sedikit. Pengin
nulis, tapi kenapa males banget. Ditunda melulu… padahal outline udah siap
*dikeplak*
Nah, jadi kenapa semangat saya menulis semakin mengendur?
Saya pun nggak tahu kenapa, mungkin karena memang malas dan terlalu
menyepelekan waktu. Padahal, dulu sekali… saat saya masih berumur 12 tahun, di
tahun 2003. Saya bercita-cita ingin jadi penulis, dan mulai menulis penuh
semangat pertama kali di buku catatan bekas pelajaran. Dengan tulisan tangan,
saya sangat tekun menulis, judulnya ‘Kotak Persahabatan’. Kira-kira seperti itu
judulnya… karena yang saya ingat, cerita yang saya tulis itu tentang empat
sahabat: dua perempuan, dua laki-laki, yang tokohnya tentu masih anak-anak SD,
sesuai umur saya waktu itu. Sekarang buku tulis itu sudah hilang entah ke mana,
mungkin terbuang ke tong sampah dan akhirnya didaur ulang menjadi buku-buku
baru *maybe?
Dulu kalau menulis, ya…menulis saja, nggak kepikiran mau
tulisannya bagus atau jelek. Tak ada buku refernesi pun tak masalah... zaman
dulu belum ada internet, belum kepikiran pengin beli buku cerita. Tapi, yang
jadi favorit sih beli majalah bobo, paling suka karena banyak ceritanya… Selain
itu juga, suka minjem komik dan bukunya Roald Dahl punya teman *itu pun saya
tidak ingat ceritanya kayak apa* x)
Tak lama kemudian, saya masuk SMP. Keinginan menulis
mendadak hilang, mungkin terbawa arus mulai puber jadi anak SMP x)
Tapi siapa sangka, saat kelas 3 SMP, semangat nulis saya
tumbuh lagi. Cerita yang saya tulis waktu tahun 2005/2006 itu berjudul ‘Teman
Internet’, ini bermula karena Dealova :)
Tahun 2005, Dealova jadi masternya kisah romance remaja.
Begini ceritanya, murid kelas 3.5 yang sedikit mirip Karra mulai populer di
sekolah, dia suka bagi-bagi cerita pendeknya ke teman-teman. Saya nggak kenal
dia, tapi karena dia populer saya jadi tahu, tapi saya nggak ingat namanya
siapa.
Melihat tulisannya laris manis dibaca teman-teman sekelas
(waktu itu saya kelas 3.4), saya jadi iri… saya juga suka menulis, tapi kenapa
tidak bisa seperti dia? Akhirnya, saya mulai menulis lagi, dengan buku bekas
pelajaran, saya mulai menulis sampai tamat. Meskipun setelah itu tidak pernah
ada yang membacanya selain diri saya sendiri. Sampai sekarang tulisan itu masih
saya simpan dan sudah rombeng sekali.
Setelah itu, ketika masuk SMA, keinginan menulis hilang
lagi, bahkan sampai lulus. Setelah dua tahun lulus SMA, baru sadar ingin
menulis lagi, sekarang mulai mengoleksi buku-buku novel dan mempelajarinya,
tapi semangat untuk memulainya tidak sesemangat waktu masih kecil dulu.
Seharusnya saya berkaca pada masa kecil saya itu, apalagi
tulisan Teman Internet masih tersimpan baik di rak, seharusnya itu jadi
penyemangat saya memulai lagi. Sekarang sudah ada komputer, sudah banyak
buku-buku yang bisa dibaca buat referensi, seharusnya saya bisa menuliskan
banyak hal kan? Menulis, menulis, dan menulis, bahkan kalau bisa jadi penulis
sungguhan yang menerbitkan buku.
Ya, beginilah… sebenarnya saya menulis ini karena gundah
tidak tahu mengapa saya jadi seperti ini? :(
Tapi, apa pun alasannya, saya harus bisa membunuh rasa
malas, walau bagaimana pun kalau ingin sukses harus action!
Semangat, Na. Semangat!!! :))
Amaziing.. your sister. Semangat!!!
BalasHapus