Kalau ingat dia yang suka aku ajak jalan bareng setiap bulan ke mall, bikin aku kangen banget. Kita sering cerita-cerita, ketawa, ngobrol-ngobrol soal korea, curhat-curhat pribadi, berbagi mimpi bersama. semuanya… Ah, aku jadi suka berkaca-kaca kalau mengingat semua itu, bahkan sampai air mata ini mau tumpah.
Terakhir bertemu dia adalah setelah ulang tahunku di bulan April 2014. Dia memberi kado novel dan kue, ditambah sepucuk surat. Terharu banget!
Setelah beberapa harinya itu, aku meneraktir dia makan di mall, sebagai ucapan syukur dan terima kasih. Kita bicara banyak saat itu, tanpa aku tahu ternyata itu akan jadi hari terakhir kami bertemu dan berbincang.
Yang aku ingat setelah itu, seminggu sesudah hari di mana aku dan dia bertemu, kami tidak berkomunikasi lagi. Aku mungkin seperti menghilang di telan dunia sosmed yang setiap hari aku dan dia selalu bertegur sapa. Aku tidak pernah update lagi, karena sejak saat itu, keluargaku terkena sedikit cobaan. Ibuku sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama seminggu.
Hampir setiap hari aku menginap di rumah sakit, kalau tidak, aku hanya diam di rumah menjaga keponakanku yang masih kecil, 1 tahun 9 bulan. Setiap hari. Bayangkan saja, semua kebutuhan si kecil aku yang urus, aku seperti disulap jadi ibu rumah tangga mendadak.
Di sisi lain aku harus ke kampus sewaktu-waktu untuk bimbingan skripsi. Semenjak itu, hidupku berubah, bahkan terlalu berubah. Aku kesepian. Aku semakin menyibukkan diri mengurus ibu yang sakit, mengurus keponakanku, dan memasak. Selama berbulan-bulan aku tidak bisa sebebas dulu lagi untuk pergi keluar rumah hanya untuk sekedar bermain dan jalan-jalan. Bahkan untuk bimbingan skripsi pun aku harus mencuri-curi waktu saat si ponakan tidur agar dia tidak rewel saat aku pergi. Jadi, aku minta maaf jika selama itu aku seperti menghilang, padahal sesungguhnya tidak.
Setelah berbulan-bulan lamanya, Alhamdulillah ibu sudah kembali sehat sekarang. Aku ingin sekali bisa seperti dulu lagi, menghabiskan waktu dengan dunia luar yang selama ini tenggelam, di mana aku merasa tertinggal.
Tapi, ternyata tidak semudah itu. Dia, justru telah lebih dulu menghilang. Sejak bulan Mei dia tidak pernah update lagi di sosial media. Padahal, sebelumnya kita masih saling chat. Sampai sekarang, di hari ulang tahunnya pada 2 Januari 2015, dia tak pernah muncul lagi. Bahkan untuk saling bertemu pun tidak.
Aku ingat, terakhir aku mencarinya di rumahnya. Tapi, ia tidak ada. Dua kali. Yang pertama, aku hanya bertemu ayahnya, aku mengiriminya sms, tapi ia hanya membalas mohon maaf lahir batin dengan segala ucapan penuh maaf seakan-akan ia banyak kesalahan. Dan setelah itu, ia menegaskan kalau itu sms terakhirnya.
Bagaimana perasaanku yang membacanya? Sebagai seorang sahabat yang sudah kuanggap seperti saudara sendiri, aku merasa sangat sedih. Apa harus seperti itu dia pergi? Meninggalkan persahabatan yang sudah kami bangun bersama. Apa mungkin selama ini hanya aku yang menganggapnya seperti itu?
Kedua, saat aku memutuskan untuk mencarinya lagi di rumah, tapi ia tidak ada. Rumahnya sepi tak ada orang. Aku dengan sengaja menulis sesuatu di secarik kertas yang kusobek, mengatakan bahwa aku baru saja dari rumahnya dan memintanya untuk segera menghubungiku, karena saat aku mau ke rumahnya, dia tidak mengangkat panggilan teleponku, dan sms pun tak terkirim.
Aku tidak pernah menyangka menjalin persahabatan ternyata serumit ini. Aku benar-benar sedih, aku merasakan kehilangan. Yang sekarang aku sadari hanya satu, persahabatan seharusnya tidak peduli jarak.
Selamat ulang tahun yang ke-23, Waty, si pecinta Doraemon. Semoga kau selalu sehat, dilimpahkan rezeki, sukses, dan cepat menemukan jodohmu. Aamiin…
Terima kasih sudah menjadi sahabatku dalam keadaan suka dan duka. Terima kasih kau telah jadi doraemonku. Semoga kau bisa segera comeback seperti filmnya Stand By Me, yang mana, Doraemon tetap bersama Nobita :)
Persembahan dengan sebuah postingan di blog mungkin tidak ada artinya. Aku benar-benar minta maaf, untuk kesekian kalinya aku tidak pernah memberimu apa-apa. Mungkin kalau kau muncul dan kita bisa bertemu lagi seperti sedia kala, akan lain ceritanya.
Warm regards,
irnari