SURAT UNTUK DIRIKU SENDIRI

Hello...
irnari!

Sudah lama ya tidak bertemu, terakhir kali aku menyapamu sekitar 3 atau 4 tahun yang lalu. Ketika kamu disibukkan dengan rutinitas kantor, menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan.

Saat itu kamu masih bersemangat, menata mimpi-mimpi yang ingin kamu capai, kamu punya penghasilan sendiri, dan kamu punya teman-teman yang baru.

Kamu saat itu terlalu excited, sampai tak punya waktu untuk mengunjungi blog ini, bahkan bercerita pun sudah jarang kamu lakukan, kamu lebih mempercayai teman barumu itu.

 

Bercerita adalah hobimu, apa kamu lupa?
Membaca adalah kegemaranmu, apa kamu juga lupa? Kamu sampai membuat blog khusus buku lho, itu semua demi menyalurkan passionmu.
Kamu juga suka berkhayal dan menggambar sesuka hati, apakah kamu ingat?

Mengapa kamu termenung?
Kenapa matamu berkaca-kaca?
Apa ada yang salah dengan pertanyaanku?

Apa kamu yang dulu sudah berubah?
Apa yang membuatmu tidak merasakan semangat yang sama dengan passionmu itu?
Adakah yang membakar memori precuneus di otakmu? Sehingga kau tidak merasakan sesuatu yang membuat hatimu bergetar, dan merasakan kepuasaan batin--yang bisa kita sebut bahagia?

 

Tersenyumlah!
Lihat aku masa lalumu yang penuh semangat.

Berceritalah sesuka hatimu lagi, diskusikanlah dengan Tuhanmu.

Aku di sini akan menolongmu, menyiram memori yang sudah hangus itu.
Aku akan menyiramnya dengan kalimat-kalimat positif, mengajakmu untuk terus semakin dekat dengan Tuhan.

 

Hei, kamu tidak sendirian. Kamu ada aku, masa lalumu yang penuh semangat, ia akan datang juga di masa depanmu, tersenyum lebar dan mengatakan bahwa kamu hebat. Kamu mampu bangkit dari segala keterpurukan.
Kamu hebat, irnari!

 

Kamu juga memiliki orangtua yang sangat menyayangimu. Kamu jangan pernah merasa sendirian. Mereka selalu ada untukmu, setia mendoakanmu dan berada di sampingmu dalam keadaan apapun.

 

Kembalilah... kembali seperti dulu dengan semangat yang baru.

 

 

Majalengka, 04 Desember 2019

 

07.45 PM @ di bawah rintik hujan deras di malam hari